Resesi Seks, Ribuan Pria Paruh Baya Korea Selatan Meninggal Kesepian

Senin, 26 Desember 2022 - 18:14 WIB
loading...
Resesi Seks, Ribuan...
Ribuan pria paruh baya Korea Selatan meninggal dunia kesepian di tengah kasus resesi seks. Mereka berjuang bertahan hidup sendiri, meninggal sendirian. Foto/CNN
A A A
JAKARTA - Ribuan pria paruh baya Korea Selatan meninggal dunia kesepian di tengah kasus resesi seks . Mereka berjuang bertahan hidup sendiri, meninggal sendirian setiap tahun dan seringkali baru ditemukan selama berhari-hari atau berminggu-minggu.

Dilansir dari CNN, Senin (26/12/2022) fenomena ini disebut godoksa atau kematian kesepaian. Di mana hal ini sedang dicoba dilawan oleh pemerintah Korea Selatan selama bertahun-tahun karena populasi menua terus bertambah.

Menurut hukum Korea Selatan, kematian kesepaian adalah ketika seseorang yang hidup sendiri, terputus dari keluarga atau kerabat, meninggal karena bunuh diri atau sakit. Sementara jenazah mereka ditemukan setelah jangka waktu tertentu telah berlalu.

Masalah ini mendapat perhatian selama dekade terakhir karena jumlah kematian akibat kesepian meningkat. Faktor-faktor di balik fenomena tersebut termasuk krisis demografi negara, kesenjangan kesejahteraan sosial, kemiskinan dan isolasi sosial yang semuanya menjadi lebih jelas sejak pandemi Covid-19.



Tahun lalu, Korea Selatan mencatat 3.378 kematian kesepian, naik dari 2.412 pada 2017 berdasarkan laporan yang dirilis oleh Kementerian Kesehatan dan Kesejahteraan. Laporan kementerian tersebut yang pertama sejak pemerintah memberlakukan Undang- Undang Pencegahan dan Penanganan Kematian Kesepian pada 2021,

Meskipun kematian akibat kesepian memengaruhi orang-orang di berbagai demografi, laporan tersebut menunjukkan pria paruh baya dan lanjut usia sangat berisiko. Jumlah pria yang menderita kematian kesepian 5,3 kali lipat dari wanita pada 2021, naik dari empat kali lipat sebelumnya.

Orang-orang berusia 50-an dan 60-an sebanyak 60 persen mengalami kematian kesepian tahun lalu, dengan jumlah besar di usia 40-an dan 70-an. Sedangkan orang berusia 20-an dan 30-an menyumbang 6 persen hingga 8 persen.

Laporan itu tidak membahas kemungkinan penyebabnya. Tetapi fenomena tersebut telah dipelajari selama bertahun-tahun ketika pihak berwenang mencoba memahami apa yang mendorong kematian kesepian, dan bagaimana cara yang lebih baik untuk mendukung orang-orang yang rentan.

Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2064 seconds (0.1#10.140)